script>var vioMagzSetting={relatedPosts:!0,jumlahRelatedPosts:4,relatedPostsThumb:!0,numberedPageNav:!0,perPage:8,bacaJuga:!0,jumlahBacaJuga:5,judulBacaJuga:"Baca Juga",}

Modul 1.4: Budaya Positif, Disiplin Positif, dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

 Modul 1.4: Budaya Positif, Disiplin Positif, dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

Makna ‘Disiplin’

Disiplin adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dan bertindak sesuai dengan aturan atau norma yang telah ditetapkan. Disiplin positif berfokus pada pengembangan perilaku yang baik melalui penghargaan dan pengakuan, bukan hukuman.

Modul 1.4: Budaya Positif, Disiplin Positif, dan Nilai-nilai Kebajikan Universal


Nilai-Nilai Kebajikan Universal

Nilai-nilai kebajikan universal adalah prinsip-prinsip moral yang diakui secara luas dan diterima oleh berbagai budaya dan masyarakat. Contohnya termasuk tanggung jawab, menghormati orang lain, kesabaran, dan kepedulian.

Teori Motivasi Perilaku Manusia

Teori motivasi perilaku manusia menjelaskan bahwa perilaku dipengaruhi oleh motivasi internal dan eksternal. Salah satu teori yang relevan adalah teori penghargaan, di mana individu lebih termotivasi untuk berperilaku baik jika mereka menerima penghargaan atau pengakuan.

Dihukum oleh Penghargaan

Konsep ini menunjukkan bahwa penghargaan dapat menjadi alat yang efektif untuk membentuk perilaku positif. Penghargaan dapat berupa pujian, sertifikat, atau hadiah kecil yang diberikan sebagai pengakuan atas perilaku baik.

Contoh Pengakuan/Apresiasi Kebajikan

Memberikan pujian verbal di depan kelas.

Memberikan sertifikat penghargaan.

Menyediakan waktu khusus untuk mengakui prestasi siswa.

Apa itu ‘Restitusi’?

Restitusi adalah proses di mana individu yang melakukan kesalahan diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan memulihkan hubungan yang rusak. Ini melibatkan pengakuan kesalahan, permintaan maaf, dan tindakan perbaikan.

Keyakinan Kelas dan Peraturan

Keyakinan kelas adalah nilai-nilai yang dipegang oleh seluruh anggota kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif. Berikut adalah beberapa peraturan dan keyakinan kelas yang dapat diterapkan:

Selalu kembalikan buku ke tempatnya

Nilai: Tanggung jawab

Dilarang Mengganggu Orang Lain

Nilai: Menghormati Orang Lain dan Diri Sendiri

Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai

Nilai: Komitmen pada Tujuan

Dilarang Melakukan Kekerasan

Nilai: Keselamatan, Menghormati Orang Lain

Dilarang Menggunakan Narkoba

Nilai: Kesehatan

Bergantian atau menunggu giliran

Nilai: Kesabaran

Gunakan masker

Nilai: Kesehatan, Keselamatan, Kepedulian

Jangan berlari di kelas atau koridor

Nilai: Keselamatan, Keamanan, Kepedulian


Kebutuhan Dasar Manusia & Dunia Berkualitas

Memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti rasa aman, dihargai, dan diterima adalah kunci untuk menciptakan dunia yang berkualitas. Ini dapat dicapai melalui penerapan nilai-nilai kebajikan universal dalam kehidupan sehari-hari.

5 posisi kontrol guru

5 Posisi Kontrol

1. Identitas Gagal (Kontrol dari Luar)

Motivasi: Menghindari hukuman.

Guru Berbuat: Menghardik, menunjuk-nunjuk, menyakiti, menyindir, berceramah, mengatakan “Seharusnya…”.

Guru Berkata: “Kalau kamu tidak melakukannya, awas ya! Rasakan!”, “Kamu seharusnya sudah tahu, Ibu lelah sekali mengatakannya. Ibu stress…”.

Hasil: Siswa memberontak, menyalahkan orang lain, berbohong, menyembunyikan, menyangkal.

Dampak pada Murid: Mengulangi kesalahan, merasa rendah diri.

2. Identitas Berhasil/Sukses (Kontrol dari Luar)

Motivasi: Mengharapkan imbalan atau ketergantungan pada orang lain.

Guru Berbuat: Membuatkan alasan-alasan untuk muridnya, menghitung dan mengukur.

Guru Berkata: “Ayolah, lakukan demi Ibu…”, “Masa kamu tidak mau, ingat tidak Bapak pernah bantu…”.

Hasil: Siswa ketergantungan, menyesuaikan diri bila diawasi.

Dampak pada Murid: Lemah, tidak mandiri, tergantung.

3. Identitas Berhasil/Sukses (Kontrol Diri)

Motivasi: Menghargai diri sendiri.

Guru Berbuat: Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

Guru Berkata: “Apa peraturannya?”, “Apa yang kita yakini?”, “Apa yang bisa kau kerjakan untuk memperbaiki masalah ini?”.

Hasil: Siswa menguatkan pribadi.

Dampak pada Murid: Mengevaluasi diri, bagaimana cara memperbaiki diri.

Kaitan dengan Dunia Berkualitas

Identitas Gagal (Kontrol dari Luar): Murid meletakkan guru di luar dunia berkualitas.

Identitas Berhasil/Sukses (Kontrol dari Luar): Murid meletakkan guru di dalam dunia berkualitas.

Identitas Berhasil/Sukses (Kontrol Diri): Murid meletakkan guru sebagai orang yang sangat penting di dunia berkualitas, serta meletakkan dirinya sebagai individu yang positif dalam dunia berkualitas.

Contoh Kalimat dari Murid

Identitas Gagal (Kontrol dari Luar): “Ah, biarkan saja. Nanti juga marah-marah lagi.”

Identitas Berhasil/Sukses (Kontrol dari Luar): “Maafkan saya.”, “Saya pikir Bapak/Ibu teman saya. Ternyata begitu.”

Identitas Berhasil/Sukses (Kontrol Diri): “Berapa banyak bintang yang saya harus peroleh?”, “Berapa halaman yang harus saya tulis?”, “Bagaimana caranya saya bisa memperbaiki keadaan?”


Segitiga Restitusi

Segitiga Restitusi adalah sebuah konsep dalam pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan disiplin positif pada siswa. Konsep ini diperkenalkan oleh Diane Gossen dan terdiri dari tiga langkah utama:

  • Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity): 

Membantu siswa merasa aman, diterima, dan memiliki nilai, meskipun mereka telah melakukan kesalahan.

  • Validasi Tindakan (Validate the Action): 

Memahami niat di balik tindakan yang salah dan mengakui bahwa semua tindakan memiliki alasan.

  • Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief): 

Membantu siswa merenungkan tindakan mereka dan memahami bagaimana mereka bisa bertindak lebih baik di masa depan.

Segitiga Restitusi adalah model yang digunakan untuk membantu individu memahami kesalahan mereka, memperbaiki hubungan, dan mengembalikan keseimbangan dalam komunitas. Tiga elemen utama adalah:

  • Mengakui Kesalahan
  • Meminta Maaf
  • Melakukan Tindakan Perbaikan

Posting Komentar untuk " Modul 1.4: Budaya Positif, Disiplin Positif, dan Nilai-nilai Kebajikan Universal"